Monday, March 11, 2013

Analisa Ekonomi Untuk Pengambilan Keputusan

Dalam sistem produksi, fungsi dan peran yang harus dijalankan oleh manajer adalah mengambil keputusan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan alternatif-alternatif tindakan yang harus dilaksanakan oleh proses produksi.

Beberapa faktor yang ada dalam kondisi riil nya cenderung untuk menambahkan derajat kesulitan dan kompleksitas dari keputusan yang harus diambil, seperti :

*Faktor ketidakpastian mengenai kondisi yang akan datang
*Kebutuhan untuk memperhatikan berbagai macam kriteria yang harus dipenuhi seperti kuantitas, kualitas, costs, dan sebagainya
*Tekanan-tekanan yang berkaitan dengan kecepatan waktu pengambilan keputusan
*Adanya konflik-konflik yang terjadi dan yang timbul akibat keaneka-ragaman pendapat atau pandangan dari berbagai pihak yang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan tersebut.





Suatu rancangan pekerjaan akan dievaluasi berdasarkan efisiensi teknik (fisik) maupun efisiensi ekonomis.



*Nilai efisiensi fisik semakin mendekati 100% atau 1 menunjukkan bahwa proses transformasi fisik akan semakin efisien.
*Nilai efisiensi ekonomis diharapkan > 100% agar bisa dinyatakan bahwa proses transformasi inpu-output telah berlangsung sukses secara ekonomis.
*Adanya nilai penghargaan (worth) yang lebih besar dibandingkan dengan nilai biaya (cost) akan memberikan indikasi bahwa proses produksi /transformasi telah memberikan nilai tambah baik fungsional maupun ekonomis dari output produksi yang dihasilkan




KLASIFIKASI DAN STRUKTUR BIAYA


*Agar bisa melaksanakan analisa dan evaluasi alternatif-alternatif yang berkaitan dengan proyek-proyek engineering (produk, jasa, proses ataupun fasilitas kerja), maka diperlukan kemampuan untuk bisa mengidentifikasikan jenis dan macam biaya yang ada.
*Untuk memperjelas biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam kegiatan produksi, berikut dijelaskan beberapa jenis biaya yang umum dijumpai :



BIAYA LANGSUNG


Biaya Langsung adalah biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu

Contoh :
- biaya bahan baku langsung
- biaya tenaga kerja langsung
- supervisi
- listrik
- overhead lainnya

BIAYA TIDAK LANGSUNG


Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat di identifikasikan secara langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu.

Contoh :
- biaya lampu penerangan
- AC pada suatu fasilitas

BIAYA TETAP


Biaya tetap adalah biaya-biaya operasi suatu fasilitas yang bersifat tetap meskipun volume output operasi tersebut berubah-ubah.

Contoh :
- biaya abonemen telpon
- asuransi
- depresiasi
- pajak kekayaan
- sewa
- penelitian
- iklan
- pelayanan teknik
- gaji eksekutif.

GRAFIK BIAYA TETAP




Note :
Biaya tetap jumlahnya selalu sama, maka jika unit yang di produksikan hanya sedikit, akan mengakibatkan biaya tetap rata-rata per-unit menjadi tinggi.

BIAYA VARIABEL


Biaya variabel adalah biaya-biaya operasi suatu fasilitas yang berubah secara linier sesuai dengan volume output operasi tersebut.

Contoh :
- biaya pulsa telpon bulanan
- biaya untuk bahan langsung,
- buruh langsung
- royalti
- pengepakan
- perawatan
- pengawasan langsung

GRAFIK BIAYA VARIABEL




Note :
Setiap terjadi perubahan pada jumlah produksi maka juga akan terjadi pada biaya variabel, keduanya mempunyai hubungan yang signifikan.

BIAYA INKREMENTAL


Biaya inkrimental adalah tambahan biaya yang akan terjadi bila suatu alternatif yang dipilih berubah volume kegiatannya.

Contoh :
Bila suatu pabrik ingin meningkatkan kapasitasnya dari 1 ton pertahun dengan total biaya Rp. 2.000.000 menjadi 1,5 ton biaya Rp. 2.400.000 maka tambahan biaya (analisis inkremental) dari alternatif tersebut adalah Rp. 0.4 juta. Analisis biaya inkremental banyak digunakan untuk menentukan kebijaksanaan perubahan volume operasi dalam hubungannya dengan keuntungan perusahaan.

BIAYA MARGINAL


*Bila biaya inkremental dihitung untuk perubahan output per unit barang yang diproduksi maka kita menyebutnya sebagai analisis marginal.

*Analisis ini melibatkan biaya marginal dan pendapatan marginal.

*Biaya marginal berhubungan dengan tambahan biaya yang terjadi bila terjadi satu perubahan output, sedangkan pendapatan marginal merupakan tambahan pendapatan yang diperoleh bila terjadi satu perubahan output.

BIAYA KESEMPATAN (OPPORTUNITY COST)


Biaya kesempatan adalah pendapatan (penghematan) biaya yang dikorbankan sebagai akibat kita memilih alternatif tertentu.

BIAYA TERPENDAM (SUNK COST)


*Biaya terpendam (sunk cost) terjadi bila terdapat perbedaan antara nilai buku dari suatu aset (misalnya mesin-mesin bangunan) dengan nilai sebenarnya ketika aset tersebut dijual.

*Perbedaan dimana nilai jual aset sebenarnya lebih rendah dari nilai buku disebut biaya terpendam (sunk cost)

AKUMULASI BIAYA PEMBUATAN PRODUK




Cara Penentuan Besar Biaya Pembuatan Produk




HARGA POKOK STANDAR


*Harga pokok standar adalah harga pokok yang telah ditentukan sebelum proses produksi dimulai.

*Tujuan ditetapkannya biaya standar adalah untuk :
1. Pengendalian biaya dan bila mungkin menguranginya.
2. Pengukuran efisiensi
3. Penyederhanaan prosedur pembiayaan
4. Penilaian persediaan
5. Penentuan harga jual

Cara Penentuan Biaya Standar


Biaya Standar dapat ditentukan / dihitung berdasarkan :

1.Rata – rata biaya yang terjadi pada masa lalu
2.Biaya terendah yang terjadi pada masa lalu
3.Biaya yang berasal dari anggaran pada suatu kondisi operasi normal yang diharapkan akan terjadi
4.Biaya ideal yang terjadi pada efisiensi maksimum
5.Biaya yang dapat dicapai pada keadaan kondisi yang baik.

Analisis Break-Even Point


*Analisis break even point digunakan untk menentukan berapa produk ( dalam rupiah atau unit keluaran) yang harus dihasilkan, agar perusahaan minimal tidak akan menderita kerugian.

*Analisis ini merupakan peralatan yang berguna untuk menjelaskan hubungan antara biaya, pendapatan dan volume penjualan (jumlah produksi), sehingga banyak digunakan dalam menganalisis masalah ekonomi manajerial.


Pendapatan = (Harga barang per-unit) x (kuantitas unit produksi)
= P x Q

Biaya Total = (Biaya tetap) + [(Biaya variabet/unit) x (kuantitas unit
produksi)]
= F + { ( V ) x ( Q ) }

Titik break even merupakan titik dimana pendapatan total sama dengan biaya total (pengeluaran) atau dalam rumusan dapat diperlihatkan sbb :

Pendapatan = Biaya total (pengeluaran)
P . Q = F + (V. Q)

Karena Q, kuantitas produksi atau jumlah produksi merupakan variabel yang dicari, maka :
P . Q = F + ( V. Q)
F = (P - V.) . Q

Maka Q = F / ( P – V )
Dimana :
P = Harga per-unit
Q = Kuantitas yang dihasilkan.
F = biaya tetap total.
V = biaya variabel -per-unit

Gambar berikut menunjukkan laba atau kerugian pada berbagai tingkat volume kegiatan, yang juga menunjukkan hubungan antara biaya – volume – laba (keuntungan)



Contoh soal


Harga penjualan produk X adalah Rp 100.000,- per-unit dan biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung sebesar Rp 80,000.,- per-unit dan biaya tetap per-bulan : Rp 20,000.000, - . Berapa titik break even dalam unit keluaran.

Solusi :
F = Rp 20.000.000,-
P = Rp 100.000,-/unit.
V = Rp 80.000,-/unit.


Q = 20,000.000/(100.000 - 80.000)=1000 unit

Kontribusi Laba


*Istilah (P - V) disebut kontribusi yaitu jumlah kelebihan atau selisih harga jual per-unit diatas biaya variabel per-unit atau penghasilan total melebihi biaya variabel total.

*Pada contoh soal sebelumnya, produk X memberikan kontribusi sebesar Rp 20.000,-/unit terhadap penutupan biaya tetap sampai titik break even tercapai. Pada saat kuantitas produksi Q di atas 1000 unit, kontribusi Rp 20.000,- akan berupa laba sebelum pajak.

*Hubungan ini dapat digunakan oleh para pengambil keputusan dalam merencanakan kapasitas produk mereka.

*Pengambil keputusan dapat menentukan pengaruh pada Laba dari perubahan-perubahan jumlah produksi yang dihasilkan.

1)Jika ingin mengetahui pada volume berapa laba akan didapatkan sebesar Rp 5,000.000,- , maka cara termudah adalah membagi Rp 5.000.000,- dengan Rp 20.000,-/unit dan mendapatkan 250 unit di atas volume break even atau 1250 unit dalam total, yang harus dihasilkan. Dalam bentuk rumusan, jumiah yang, dihasilkan total adalah :

Q = (F + laba yang diinginkan)/(P - V)

Q = (20.000.000 + 5.000.000)/(100.000 - 80.000) = 1.250 unit

2)Agar lebih realistik biasanya perhitungan memasukan unsur pajak pendapatan, karena semua laba yang dihasilkan penjualan diatas titik break even adalah laba kena pajak. Maka rumusan untuk mencari volume yang dihasilkan sekarang menjadi

Q = {(F + [ laba yang diinginkan) / (1 - tingkat bunga)]}/(P -V)

Jika mengambil data dari contoh soal 2-1, dengan tingkat pajak 40 % , maka jumlah yang harus dihasilkan untuk memperoleh laba Rp 5.000.000, adalah :


Q = {20.000.000 + [ 5,000.000 / (1 - 0,4)]}/(100.000 - 80.000)


Q = (20.000.000 + 8.333.333) / 20.000 = 1,417 unit.

Rasio Kontribusi Laba


Untuk tujuan perencanaan kapasitas, kita penting mengetahui Rasio Kontribusi atau biasa disebut variasi laba untuk produk individual. Rasio ini mengukur kontribusi relatif produk sebagai prosentasi harga per-unit.

Rasio Kontribusi = (P - V) / P * 100 %

Dengan mengambil data dari contoh soal sebelumnya, maka diperoleh hasil


Rasio Kontribusi = (100.000 - 80.000) / 100.000 * 100 % = 20 %

*Rasio kontribusi yang rendah mengakibatkan tingginya biaya bahan mentah dan tenaga kerja retatif dibanding harga yang ditetapkan. Perubahan dalam volume total tidak akan berpengaruh banyak pada laba atau rugi biaya biaya-biaya variabel relatif tinggi dibanding harga jual.

*Sebaliknya biaya biaya tetap merupakan bagian lebih besar dari biaya total maka rasio-rasio kontribusi produk-produk individual akan tebih besar, dan perubahan volume memberikan pengaruh cukup besar pada laba dan rugi.

BATASAN – BATASAN ASUMSI


*Perkiraan tingkah laku biaya total dan pendapatan total dapat dipercaya dan linier sepanjang tingkat kegiatan yang relevan.
*Semua biaya dapat dibagi menjadi komponen biaya tetap dan biaya berubah
*Biaya tetap tidak berubah sepanjang tingkat kegiatan yang relevan
*Biaya berubah total berbanding langsung dengan volume kegiatan
*Harga jual tidak berubah
*Harga faktor – faktor produksi tidak berubah
*Efisiensi dan produktivitas tidak berubah
*Pendapatan dan biaya dapat saling diperbandingkan atas dasar variabel pembanding tunggal (misalnya nilai rupiahnya atau jumlah unit yang diproduksi)
*Berdasarkan asumsi diatas, maka yang mempengaruhi biaya hanya faktor volume kegiatan
*Perubahan tingkat persediaan pada awal dan akhir kegiatan (produksi) diabaikan.

ANALISIS KEPEKAAN


*Adalah suatu teknik untuk menganalisa pengaruh suatu variabel atau parameter terhadap suatu kesimpulan atau keputusan semula.
*Digunakan untuk mengatasi ketidakpastian dari kejadian-kejadian dimasa yang akan datang.
*Pengaruh Perubahan Biaya Produksi Titik pulang pokok produksi dapat berubah karena perubahan pada komponen biaya berubah.
*Pengaruh Perubahan Biaya Tetap
*Biaya tetap dapat berubah dari tahun ke tahun (akan mempengaruhi ketiga determinan laba, yaitu pendapatan, biaya berubah dan biaya tetap)
*Biaya tetap umumnya hanya konstan dalam tingkat-tingkat aktivitas tertentu dan dalam periode waktu yang tertentu pula.
*Pengaruh Perubahan Harga Jual Perubahan harga jual dapat mengubah titik pulang pokok semula.

Mohon sekian dahulu....terima kasih
follow me @fadhlifarsa

No comments:

Post a Comment